Biarkan aku sekejap mengumbar segala keluh kesah
Biarkan aku ditelan duka yang jenaka
lebur dalam debur
berdiri seperti tunas pisang
mengejala sekejap dan layu ketika bermakna
Pada jangkauan rindu
biarkan lamtoro di halaman berkerisik bisik
biarkan bunga di padang kembali bergeliat
meski entah, di telan rasa bersalah
di ujung kelu yang syahdu
Pada jangkauan lelah
aku ingin henti dalam sendiri yang hakiki
memadahkan syair-syair pujangga yang saja
lenyap dalam cinta para pecinta
berkelana ke ruang-ruang duka
dan bermakna dan berbagi
dalam saja yang saja
Pada tikaman cerca
aku sandarkan harapan baru
meski selayak harpun menancap di kelana paus yang cinta samudra
dan meski harpun yang kau tujukan padaku
menjadi pemandu bagi luka-luka cinta yang jenaka
Sembari ku padamu manisku,
selayak pelangi engkau datang dan berfatamorgana dalam hidupku
menjejak angan-angan di buih imaji
lalu menikam cerca di duka yang menganga
dan kubah biar-biar yang selama ini kubangun runtuh dan meluruh
tak hendak kubangun lagi kini dan nanti
Dan jika ini adalah saja tanpa jika,
aku hanya punya rumah tanpa atap
hendakkah engkau menghuninya
meski keterjangkauan hanya luka, lelah yang berbuah cerca
Pada segala keterjangkauan yang tak pernah dapat kujangkau
Kuselipkan sepucuk kelu bagi angan yang kembara di rambah entah
Krian, 12 Oktober 2013
0 Komentar