Kamu mesti tahu dan sadar, siapa sebenarnya kamu yang ada sekarang ini. Apa yang kamu dapatkan dan makan dalam keabadian, kemenangan kehidupan atas kematian, jika bukan karena ibu kamu? Kamu seharusnya sadar, betapa gilanya kehidupan ini.
Tanpa rasa manis, tanpa rasa menyenangkan, tanpa keharuman, tanpa coklat.
Coklat, benda berasa enak yang bikin ketagihan, sama seperti cinta dan kisah-kisah tentangnya. Sekali waktu terasa indah. Seperti kisah ini, bermula ketika mengikuti kawan-kawan mencarikan kado untuk kekasih ragawi mereka. Entah aku tak tahu, apa penting dan istimewanya memberikan sesuatu sesuai dengan harinya, mungkin untuk mengejar momen, mungkin untuk memberi kesan tentang sebuah rasa yang terbersit di dalam diri, entah aku gak ngerti.
Apa istimewanya, bukan apa-apa bahwa hari-hari tetap sama, hari ini Senin, tentu besok adalah Selasa.
Aku datang ke pusat perbelanjaan di kota kita, sore, waktu itu jam menunjukan pukul 15.25. Di pojok rak, mata ini mengetahui ada semacam hiasan kecil berbentuk patung serigala kecil yang sedang menjaga anaknya. Aku jadi latah juga, maksud yang sebelumnya hanya mengantarkan teman, ”malah” aku ikutan beli hiasan meja itu. Aku berpikir, ini akan kuhadiahkan untukmu dengan disertai kisah yang aku karang tentang patung itu.
Jadi sedari tadi kita berputar-putar bicara tentang patung dengan bentuk serigala coklat itu (jadi bukan soal coklat makanan meski tulisan ini dibuka dengan cerita tentang coklat makanan). Semampu aku berimajiner tentang patung ini akhirnya inilah kisahnya
Kisah tentang sekawanan serigala dengan semua anggota kawanannya. Itu kawanannya serigala adalah semua orang di sekelilingmu yang mencinta dan sayang padamu. Dan serigala kecil yang meringkuk, bergelung dengan nyaman di samping ibunya adalah kamu. Kelahiran si kecil coklat menambah jumlah populasi kawanan itu, si kecil coklat lahir di malam bersalju yang dingin, dalam keadaan lemah dan tanpa daya, benar-benar mirip coklat lumer yang siap dibentuk.
Induknya benar-benar menjaganya di minggu-minggu pertama kelahirannya semua anggota koloni menjaga dan menyayanginya (menunjukan betapa cinta itu universal). Tentu sebagai bayi serigala, amat lucu dan menggemaskan. Sesudah ia cukup kuat maka mulailah para dewasa terutama sang ibu mengajari berbagai macam keahlian dan kecakapan serigala mulai dari berburu, bertarung, mencari sarang yang tepat sampai ke cara-cara menutupi kotorannya.
Dalam masa itu pulalah sang ayah meninggalkan si coklat kecil. Mereka yang tadinya begitu dekat harus dipisahkan oleh kehendak alam. Kepergian sang ayah membuat si coklat kecil kebingungan dan hampa. Itu tidak hanya dirasakan oleh si kecil coklat namun juga oleh seluruh anggota kawanan. Beberapa serigala merasa kehilangan pemimpin dan tanpa pemandu.
Namun beruntunglah si coklat kecil, masih ada sang ibu yang setia menjaga.
Waktu berlalu, coklat kecil bertumbuh, ia yang semula hanya semacam coklat lumer, kini telah begitu cantik, anggun dan mempesona. Setiap gerakannya seolah menjadikan angin berhenti, menghentikan deru badai padang salju berumput.
Dengan tanpa ia sadari gerbang kedewasaan telah mejelang. Pesonanya telah menjadikan banyak serigala jantan terpikat padanya, seringkali perkelahian antar jantan serigala tak terelakan. Perkelahian sengit antar serigala jantan demi memikat si coklat yang cantik. Tak terelakan dalam setiap perkelahian tentulah ada pemenang, seekor serigala jantan muda dan perkasa, dengan bulu yang juga berwarna coklat berhasil mengalahkan para penantang. Keperkasaan dan keberaniannya tak pelak menjadikan si coklat jantan menaklukan hati si coklat yang cantik.
Keanggunan dan keperkasaan sepasang serigala kini mengisi hari-hari indah padang rumput bersalju itu. Lolongan keduanya mewarnai langit saat purnama tiba. Di pucuk tebing saat malam hari, di bawah bulan perak penuh, keduanya melolong seolah menyanyi, menautkan hati. Keindahan yang sempurna, keanggunan disandingkan dengan keperkasaan.
Malam sepi, hanya pucuk cemara tertiup angin seolah menari.
Di tenggah kemesraan, sepasang mata memandang tajam. Di balik gerumbulan pepohonan cemara, ditingkahi cericit burung hantu, sesosok tubuh yang mengigil, namun kepalanya terdongak, menjuruskan tatap mata tajam ke tebing, di mana sejoli serigala itu berada. Mata merah terbakar cemburu, namun bulu kelabu kusut menandakan kelemahan. Sosok itu, serigala jantan yang lain. Serigala yang begitu terpesona melihat keanggunan si coklat cantik namun tak mampu kalahkan keperkasaan jantan coklat. Serigala kelabu begitu cemburu namun rasa takut mengalahkan hasratnya. Ia tundukkan kepala, sembari berlalu suara lemah keluar dari moncongnya. Suara yang sama seperti seekor anak kucing yang kelaparan dan mencari induk.
Pucuk rerumputan belum lagi kering dari embun, matahari seperti pemalas yang enggan bangun. Pagi, udara sejuk di tengah padang rumput. Kawanan serigala mulai menuruni lembah. Mencari tempat perburuan baru. Serigala coklat jantan berjalan di barisan paling depan, sekawan serigala itu menjadi pembuka jalan bagi kawanan yang lain. Tepat di belakangnya, barisan serigala betina dan anak-anak serigala mengikuti langkah mereka. Si coklat yang cantik, ibunya dan sekumpulan serigala betina lainnya mengapit anak-anak dan serigala-serigala yang lemah karena sakit.
Kawanan serigala itu berhenti di hutan pinus kecil di lereng perbukitan, menjadi pilihan mereka, posisi yang tinggi dari gerumbul pinus kecil menjadikan mereka aman dari pengganggu sekaligus mengawasi kumpulan rusa yang melintas memudahkan penyergapan. Semua anggota kawanan berhenti, anak-anak serigala memasuki ceruk bebatuan, mencari kehangatan. Induk mereka di depan ceruk, menjaga.
Sejoli coklat dan beberapa anggota kawanan mengambil tempat di bagian terluar hutan. Mata mereka menyapu seluruh padang mengawasi bila ada mangsa melintas. Di kejauhan, kawanan rusa datang, tanduk mereka terlihat seperti ranting kayu yang berjalan.
Serigala coklat jantan mulai berdiri, diikuti si coklat cantik dan tiga ekor serigala yang lain. Mengendap-endap mereka berjalan. Ketika mulai dekat, dua serigala berlari. Memisahkan rusa yang mereka anggap paling mudah ditangkap dari kawanannya. Penyergapan yang tiba-tiba itu membuat rusa-rusa panik dan ketakutan. Seekor rusa berlari mendekati tempat sejoli coklat dan seekor serigala yang lain bersembunyi.
Sebuah sergapan tiba-tiba, rusa itu kehilangan celah untuk berlari. Kuku serigala coklat jantan menancap di pantat rusa, sebuah tarikan yang kuat merobek kulitnya, rusa itu hilang keseimbangan dan terjatuh. Sesaat ketika rusa itu telah roboh sebuah gigitan kuat mencengkram lehernya, taring tajam serigala menancap di lehernya menghentikan pernafasan dan membuatnya tercekik. Rusa itu mati.
Kawanan pemburu berhasil menangkap mangsanya. Seekor rusa jantan gemuk tergeletak tak bernyawa menjadi santapan. Serpihan tulang, daging kecil dan lelehan darah membasahi rumput dan moncong mereka. Serigala-serigala itu begitu buas menyantap mangsa, tidak terkecuali si coklat cantik. Ia yang ketika tidak sedang berburu terlihat anggun dan cantik, sangat berbeda saat itu. Lelehan darah menetes dari moncongnya, tatap mata lapar dan berselera begitu buas dan menakutkan. Caranya mengunyah daging dan meremuk tulang, mengerikan.
Kelompok serigala itu berpesta, tapi sebentar saja. Ada raungan yang lain. Lelindungan semak, dan rumput tinggi rebah, derap langkah yang berat menyeruak maju menyerang. Cougar, singa perbukitan datang, ukurannya bukan tandingan bagi kelompok kecil serigala itu. Namun serigala-serigala itu tetap melawan. Mereka coba menghalau si pencuri, si coklat jantan menerjang namun cakar cougar yang besar merobek perutnya, ia mati, darah merembes membasahi rumput.
Si coklat cantik melompat, namun sesosok tubuh menubruknya. Ia terjatuh bangkit dan berlari menjauh. Cakar cougar yang sedianya akan menghantam tubuh si coklat cantik menyasar ke perut sosok serigala itu. Nasib yang sama dengan yang dialami serigala coklat jantan menimpanya, perut robek dan usus terburai. Cougar mendapatkan rusanya, serigala yang lain lari ketakutan. Cougar mengigit tengkuk bangkai rusa buruan para serigala lalu menyeretnya pergi.
Sepi, angin menuruni perbukitan. Murai berkicau, dan dandelion menyebarkan serbuk putih ke angkasa. Awan yang berarak menghalangi matahari, bayangannya memberikan keteduhan pada dua sosok yang tergeletak di tengah padang.
Pesta telah usai, perburuan hari ini berhasil namun cougar yang menjadi sang pemenang. Hanya lalat dan dengungan kumbang yang dekat-dekat sini. Pertarungan itu meninggalkan korban, dua serigala mati tergeletak, si coklat cantik mendekati tubuh si coklat jantan yang sudah tidak bernyawa, menyentuhkan moncongnya dan bersuara seperti kera kecil dalam gendongan induknya.
Dan saat itu juga ketika pandangannya tertuju pada jasad lain yang tergeletak tak jauh, ia menatap tajam, dan melolong panjang. Kawanan serigala yang lain datang, duduk mengelilingi kedua jasad itu sembari merebahkan moncongnya ke tanah. Lingkaran serigala yang duduk, seperti kerangka jam dinding yang baru jatuh dari gantungannya dan pecah kacanya.
Matahari turun ke balik gunung, nyamuk bergiung-giung, bulan perak pucat, berdiri kawanan serigala itu dan melolong mereka bersama. Suara kawanan serigala meruap ke angkasa, seperti kepulan asap.
Itu bukan cerita tentang kerajaan serigala, ini tentang rasa.
Malam ini ketika aku tuntaskan sudah cerita ini, setiap rasa yang menganjal di hati hilang sudah. Sudah semua yang aku rasakan padamu hilang tak berbekas seperti kepulan asap bis yang pekat dan hilang begitu sebuah truk container lewat. Kepulan asap knalpot bis dan lewatnya truk container hampir bersamaan namun ada sepersekian detik waktu yang membuat dada sesak. Sama dengan yang aku rasakan hanya sekejap namun membuat dada sesak.
Ketauilah, ini bukan apa-apa
Aku cuma menyampaikan bahwa kamu tidak pernah sendiri, begitu banyak orang disekitarmu yang mencintaimu. Mungkin dengan sedikit moment hari apa ini? Valentine, ya ini hari valentine kamu tersadar tentang bahwa semua menyayangimu. Ada ibumu yang menyangimu, yang mendampingimu, membujuk saat lelah belajar berjalan mengarungi hidup. Ada ayahmu yang di kejauhan mendoakanmu, berjuta orang yang ingin menjadi kekasihmu yang memujamu. Kekasih ragawimu yang selalu setia dan ada menemani, meski mungkin sekedar mengantarkanmu kemana kamu mau.
Sahabat-sahabatmu
Teman-teman, guru, tetangga
Dan wah banyak lagi pokoknya yang tidak bisa disebutkan.
Tulisan hanya tulisan setiap jari-jemari manusia hanya sekadar menjadi perantara kehadirannya. Jadi jika ada yang tidak tepat pada tulisannku maka maafkanlah, sebab pikirku tak harap salah namun jari jemari mungkin lelah mengarahkan pena.
Ketauhilah kami semua meyayangimu.
Aku?
wah, betapa sesunguhnya aku ingin sedikit berbagi, berkicau, berbicara, sharing dan lainnya lagi.
wah, betapa sesunguhnya aku ingin sedikit berbagi, berkicau, berbicara, sharing dan lainnya lagi.
Namun bahwa hanya pena teman setia tidak ada yang lebih mengerti aku daripadanya, biarlah setiap hal melakukan tugasnya, seperti serigala dalam cerita tadi.
Dan dibalik semua itu ada satu hal yang paling menyayangimu, dialah Maha di atas segala Maha Penyayang.
Kenapa terletak paling akhir, karena dialah yang harus dapat bagian coklat paling banyak dan paling manis.
Pergilah ke orang-orang itu, siapapun ia, ucapkan terimakasih katakan bahwa engkau menyayanginya
Larilah sebelum semua terlambat, dan berguguran seperti daun dalam tetamanan.
Dan ingatlah Ialah awal segalnya dan akhir segalanya
Ialah awal cinta dan akhir dari segala cinta.
Krian, 13 februari 2006
Tidak ada hari yang terlalu berkesan itu Cuma moment
Bukannya mau ikutan tapi happy val’ days
Finish in malang
02 mei 2009
I dont believe i can finish it
0 Komentar