Sembari lalu, diantara puluhan wajah-wajah lelah
Diam nanti tes hasil jiwa
Adakah ini serupa rerumpun bunga yang lelah rebah
Kelopak ke tanah

Aku, kamu, kami
Nanti sunyi, kertas-kertas bisu
Tebarkan pendar-pendar
Temaram jamur di musim hujan peradaban

Kemana air dan Lumpur
Dan nanti rerumputan, kini kertas bertebaran menghitam
Dan nasib teronggok dalam kubangan kering
Tidakkah ada cara dalam bisu lengguh kerbau
Dan cinta burung-burung manyar bisa gantikannya

Mungkinkan denting-denting keroncong
Daun-daun yang menguning luruh tersibak sekali henti
Dan mati, mati hidupi pokoknya
Tumbuhkan cabang barunya
Itukah kita selesaikan kerja selayak daun ikhlaskan lindapnya

Itukah kita selayak dedaun dalam kerja,
Dalam kerja hingga selarik tipis halimun usaikan lelahnya 
Based in,
Krian, Januari 2010
Re write on,
Malang, 25 Agustus 2010