Deburan ombak menyapa pelan
Dalam lamat-lamat kenangan yang mendesir di tepian pemikiran
Kita diam, aku diam kamu diam
Hanya beberapa ungkapan yang tak tergambarkan oleh ketaksaan Theory
Dan ungkapan kelelahan
Hanya dua tiga baris ruang dengar yang mencecar gendang
Dua tiga baris ruang yang mencecar pandang dan menatap kelam
Malam-malam membaris perlahan
Tidak sepi enggan ramai
Camar enggan pulang, dan jangkar rindu yang pernah tertambat di pelupuk kelu
Masih malas saja mengentas dirinya
Meski ku paksa
Meski terpaksa
Ku pendam saja, ku biar saja
Ia mengelepar-gelepar di tepian peradaban
Di nissan sejarah yang bertebar di denyut nadi kebinggungan jaman
Jaman-jaman yang tua ini masih menanti
Menanti kita, Menanti cinta
Menanti kita benar telah sampaikan padanya
Sampaikan Ya, Kami Love-INA
"Kami menanti, kami menanti
Sahut lirih desir pantai di kelam malam yang rindu hujan dan gemintang"
Bali, 10 Juni 2011
"Lovina, Love-INA. Indonesia"
0 Komentar