Mengutip lelah di malam ini,
Mendukung keluh di pagi nanti
Bergumul sepi, dalam nuansa biasa saja
Kalau kelam, kalau kelam membayang gantang

Dua tiga murai berjoget,...
Henti dalam cinta, cinta..
cinta saja, cinta yang kecil
Berdua mereka, bersama
Menanti nyamuk keluar dan berterbang dari mulut gua
Suka mereka membaginya...
Duka mereka biar-biar,

Biar-biar keletak paruh walet bicara

Sambar pada pucuk tebu di kebun gulir
Bibir gua, dalam batu yang menghitam
Lumut tumbuh subur, dinding licin
Dan stalaktit, stalakmit, menikam, tertikam

Di subuh-subuh, kelepak mengelepak...
Murai lupa injak pulut
Dan pak lengser senang nurut sikut,
Ada hiasan di kandang gantang miliknya
Ia senyum, pungut si murai

Dan ini pukul tujuh,
Belasan anak sekolah berangkat dengan semangat
Dengan pupur mbeluk dan tas berisi botol minum
Kotak sarapan, sereal dan semangat yang lebam di dada saja

Mereka berangkat, sekolah
Pak lengser bawa ulat, murai di kandang,
Anak sekolah berderap, walet berkeletak
Terbang-terbang dekat kandang,
Langit biru, dan stalaktit dan stalakmit tikam menikam

Di ini, di ini pagi
Satu dua bangun, dua tiga bergolek saja
Mereka bicara hati ke hati
Menanggalkan luka, meninggalkan cinta

dan stalaktit dan stalakmit, tikam menikam
Malang, 4 Oktober 2011